My Instagram

My Instagram
My #2015bestnine in Instagram is still the best :)

Jumat, 08 Januari 2016

8-1-2016 : Siwalatri.

            Menurut kepercayaan Hindu, hari ini Dewa Siwa turun ke dunia untuk bertapa dan akan mengampuni dosa siapapun yang melakukan tiga Brata / pantangan pada hari ini. Benarkah ?

            Berdasarkan cerita tradisional umat Hindu, Lubdhaka yang merupakan seorang pemburu kejam bisa diampuni dosanya olah Tuhan Yang Maha Esa karena Lubdhaka tidak berbicara, tidak makan, dan tidak tidur pada hari Siwalatri. Sulit memang untuk dipercaya, tapi menurutku itu benar terjadi. Kenapa demikian ? Menurut analisisku setelah nonton belasan film Death Note dalam satu hari, itu karena cerita tradisional tersebut bisa bertahan sampai sekarang. Dan anehnya, tidak ada satu pun umat Hindu yang menyanggahnya sampai detik tulisan ini dibuat. Padahal seperti yang kita ketahui bersama, umat Hindu di Bali khususnya banyak yang sakti dan bisa melepas atma / rohnya dari tubuhnya, bisa menjadi penghubung antara dunia ini dengan akhirat, dan lain sebagainya. Atau mereka tak berani menyanggahnya ? Jangan terlalu dipikirkan. Ntar pusing kepalamu (aku yang IQ nya 139 aja pusing kok).
            
Buku Lubdhaka punya ninikku

            Yang membuatku bingung adalah kebanyakan manusia-manusia itu sendri, khususnya umat se-Dharma. Bahkan aku pun yang sudah tahu cara melebur dosa dihari ini, tetap tidak melakukan tiga Brata yang menjadi kewajiban agar bisa masuk ke Surga. Aku seharian ini berbicara dengan banyak orang (via teknologi menurutku juga dihitung), makan sepuasnya dan tetap tidur. Kemudian aku tetap melakukan perbuatan maksiat yang kerap dilakukan banyak cowok ababil. Ingin tahu hal aneh yang terjadi saat aku melakukan itu ? Aku mendengar ada yang tertawa. Mengerikan.

            Tanggal 8-1-2015 juga cukup mengerikan. Aku untuk pertama kalinya memimpin rapat UKM Pers Mahasiswa Akademika UNUD sebagai ketua panitia HUT ke 32. Dan untuk tahun ini rapat HUT nya belum dimulai loo. Semoga HUT Akademika tahun ini bisa lebih sukses dibandingkan tahun lalu. Semangat kawan-kawan ! Kita tour keliling Bali untuk mengadakan lomba kording lagi (semoga bisa ditambah lomba foto jurnalistik).

Kamis, 07 Januari 2016

7-1-2016 : Cetik.

7 Januari 2016 aku bangun jam 7 untuk mengantar adikku sekolah, tidur lagi dan bangun jam 11 siang. Wajar kan ? Pulangnya saja aku jam 3 pagi. Saat pulang dari Batubulan, salah satu bagian tubuhku gatal-gatal hebat. Aneh ya, padahal seharian baik-baik saja.

Yang unik hari ini adalah aku pergi ke Griya Ayu Natar Sari untuk meminta tolong agar upacara otonanku bisa dilaksanakan disana hari sabtu tanggal 9-1-2016. Setelah dapat izin dari Ida Pandita untuk melaksanakan otonan disana, papa bercerita tentang mimpinya. Ia memimpikan bahwa mobil sedannya rusak kena benda jatuh dan mobil sedannya itu hancur di garasi rumah. Langsung saja Ida Pandita keluar melihat kondisi mobil sedan yang diparkir di depan griya. Setelah itu, Ida Pandita menyuruh papa untuk memasukkan mobil sedannya ke griya. Ida Pandita lalu mengambil tirta dan menyiramkannya ke mobil sedan tersebut. Tiba-tiba dari tempat yang terkena tirta, keluar cairan berwarna merah. Itu DARAH !!

Darah di mobil sedan

6-1-2015 : Sakit (Hati).

           Sejak dini hari aku kelaparan. Paginya pun mama nggak masak, jadi otomatis tidak ada makanan. Bisa jadi ini penyebabnya.

            Hiburanku hari ini cuma dengan menggambar komik mengenai kejadian di jalanan. Yang bikin kesal adalah papaku yang mengatakan kalau dirinya benar soal masalah kloset yang bocor di kamarnya. Aku bilang kalau klosetnya rusak dan ada yang bolong di tangki penyimpanan airnya. Papa bilang kalau kenop/tuas klosetnya yang kurang benar pemasangannya sehingga airnya bocor. Setelah diperiksa lebih detil, akhirnya aku yang salah. Tapi mana ada orang yang senang disalahkan ? Satu lagi kebodohan umum manusia : tidak mau disalahkan (padahal sudah jelas salah).
            Sambil menggerutu dan membuat tulisan ini, papaku kembali mengajakku ngobrol dan menanyakan apakah aku mau kalau kita sekeluarga pindah ke rumahku yang lain di Noja. Papa bilang kalau secara niskala rumah ini kurang baik untuk berbisnis. Buktinya sejak tinggal disini, papa nggak ada pemasukan. Mungkin itu benar, tapi menurutku ini juga disebabkan karena kondisi ekonomi keluarga kami yang agak menurun sehingga rumahku di Renon ini mau dikontrakkan.

Rumahku Istanaku

Selasa, 05 Januari 2016

5-1-2016 : Negative Day.

         Hari ini tak banyak yang bisa kuceritakan karena aku hanya di rumah seharian.

            Tahun lalu juga sama. Aku sakit perut dan sakit kepala hebat, tapi tetap bisa latihan naik mobil sendirian. Parahnya dihari yang sama tahun 2015, aku tidak bisa tidur nyenyak karena harus bolak-balik WC seharian. Semoga tahun ini aku tidak mengalami hari mengerikan seperti itu lagi.
Untuk tahun ini, aku berusaha menikmati hariku dengan berolah raga dan nonton film. Aku berolah raga lebih banyak dari biasanya, tapi aku justru khilaf karena tidak ada makanan sehat yang bisa kumakan di rumah. Jadi meskipun aku tahu bahwa mi instan tidak sehat, aku tetap memakanya. Inilah yang jadi kebodohan umum manusia. Padahal aku bisa beli makanan sehat diluar, tapi tidak kulakukan. Bodoh kan ?
            Yang menjadi ironi hari ini adalah aku berusaha menghubungi teman-temanku lewat media sosial dan berusaha mengajak mereka kumpul bersama untuk sekedar ngobrol / berbagi cerita. Tapi responnya negatif. Malamnya aku juga berusaha menjalin komunikasi dengan teman kampusku membahas tentang permasalahan mahasiswa yang di DO karena menyampaikan aspirasinya. Tapi responnya sama : negatif.
            Tampaknya hari ini penuh dengan banyak hal negatif. Saat tulisan ini dibuatpun aku merasa sangat ngantuk & kelaparan. Benar-benar buruk. Tapi setelah hari negatif ini berlalu, pasti besok akan jadi hari yang positif. Ayo budayakan berfikir positif.

4-1-2016 : Perlu Bilang “Good Bye” ?

      “Jangan kira kita bisa keluar-masuk kelompok ini dengan begitu mudah. Kita tidak sedang bermain-main. Apalagi dia sudah bilang keluar dan mengucapkan selamat tinggal” – Roronoa Zoro (One Piece).

Saat keanggotaan Usopp di kelompok topi jerami bermasalah

Hari ini aku mengikuti rapat anggota Pers Mahasiswa Akademika untuk membahas status keanggotaan salah satu senior dan temanku yang tidak sengaja dipecat karena miss komunikasi saat musyawarah kerja akhir tahun 2015 kemarin. Akhirnya temanku kembali masuk karena memang terjadi miss komunikasi. Untuk kakak senior, ternyata ia sudah dialumnikan meskipun masih menempuh kuliah semester akhir. Ketua kami sempat membahas tentang pencarian momen yang tepat untuk ngekick kakak senior yang sudah dialumnikan dari grup Line. Padahal maksud senior tersebut datang pada rapat kali ini adalah agar bisa bertemu secara formal untuk terakhir kalinya dan say good bye. Menurutku kita kalau sudah menjadi alumni dalam suatu organisasi, nggak perlu merencanakan pertemuan terakhir untuk bilang good bye. Ini karena kita sebenarnya akan tetap terikat dengan organisasi selamanya sebagai alumni dan juga teman :D
            Malamnya setelah puas baca komik di Gramedia & makan nasi bakar di angkringan Teuku Umar sama temanku sambil menulis inti tulisan ini, aku juga bertemu dengan adik misanku sebelum ia kembali ke Jakarta esok harinya. Meskipun akan berpisah dalam waktu lama, aku tidak perlu mengucapkan selamat tinggal / good bye pada Fei-fei, adik misanku. You see my point ? Haha.
           Melihat kebelakang pada 4-1-2015, aku ditunjuk sebagai koor publikasi FKK GMNI Denpasar yang ujungnya batal. Saat itu aku sempat ngobrol dengan salah satu kader dan mengatakan bahwa aku bergabung dengan GMNI Denpasar untuk mencari lingkungan yang lebih baik. Maksudnya yaitu untuk meningkatkan kualitas diriku dengan mendiskusikan hal-hal penting dan berbobot, bukannya membicarakan orang lain. Secara mengejutkan, kader yang aku ajak ngobrol juga bilang kalau dia memiliki alasan yang sama denganku. Tapi setelah itu ia justru membicarakan orang yang lewat di depan sekre kami. Good bye idealisme mahasiswa bermasalah..

3-1-2016 : Jadi Juri, Harus Memilih.

        Tahun lalu cuaca cukup buruk karena hujan dari pagi. Dicatatanku tanggal 3-1-2015, aku hampir seharian di rumah dimana sorenya aku baru pergi ke Student Center UNUD. Itupun hanya untuk menjual sosis yang dibuat bersama teman-temanku di dapur rumahku dalam rangka penggalian dana Persma Akademika. Dari sekian banyak sosis yang kami jual, hampir sebagian besar aku borong untuk dimakan bersama temanku di Batubulan sambil menonton anime favoritku waktu itu : BAKUMAN :D

Sedangkan tahun ini aku pulang dari Besakih jam 3 pagi dan jam 7 baru bangun karena alarm nggak bunyi, padahal jam 8 aku harus jadi juri di Trisma. Proposal bisnis yang harus kunilai pun belum selesai kuperiksa. WADAOOOW !!

Jam 7 masih menjuri proposal bisnis
Peserta pertama yang presentasinya kunilai
Juara 1 nya. Yang kanan namanya Dani. Mirip Angga my bro :D
Dikasih Es Buah sama pesertanya
Almamaterku dari SMPN3 Denpasar
Kak Ananta menjuri. Pertanyaannya selalu bikin peserta bingung

2-1-2016 : Cerita di Mobil

    Saat perjalanan menuju Pura Besakih untuk sembahyang bersama, aku dan pamanku berbagi banyak cerita. Salah satunya adalah mengenai masalah pekerja di Indonesia.

Dibandingkan tanggal 2-1-2015 dimana aku melewatkan hari dengan mengikuti UAS subak di kampus bukit Jimbaran, mencukur rambutku dengan model yang isi trek kutu, nonton Ouija, main bola di garasi dan latihan naik mobil sendiri, tahun ini tampak lebih baik. Ditanggal yang sama pada tahun ini, aku sekeluarga memutuskan untuk menghadap Tuhan Yang Maha Esa di Pura Besakih.
Pakmang (pamanku) bercerita tentang keramahan orang luar negeri. Saat nyasar di Jerman, Pakmang sempat bertanya tentang jalur kereta yang harus dilewati di Berlin kepada orang asing yang seram dan berotot, Ajaibnya orang tersebut mau secara langsung mengantar Pakmang. "Orang Bali sebagaimanapun ramahnya kalah ternyata sama orang luar gus," katanya. Pakmang juga cerita kalau dia dapat banyak pekerjaan di Malaysia. “Sebenarnya orang Indonesia banyak yang lebih terampil dan skillnya jauh lebih baik dibandingkan orang negera lain gus. Sayangnya kita sering nggak dapat kesempatan,” ujar pakmang sambil menyetir mobil sedan hitamku. Menurutku kenapa kita nggak buat kesempatan dengan usaha kita sendiri ? Tapi kalau cuma ngomong gampang sih. Pengalaman kerjaku belum seberapa, jadi mungkin kesempatan didunia kerja cukup sulit untuk didapat.

Aku, pakmang (paling kiri) & keluarga di Pura Gelap, Besakih

            Kebanyakan orang Indonesia yang hebat tidak dihargai di negeri sendiri. Buktinya pakmangku sampai harus jadi kepala proyek Mass Rapid Transport (MRT) di Malaysia karena di Indonesia nggak ada proyek (menurutku nggak ada perusahaan yang mempercayakan pakmangku untuk memimpin proyek besar dan menguntungkan di Indonesia). Malahan kontraknya disana terus diperpanjang dari yang awalnya ½ tahun di 2015 jadi sampai akhir 2016. Pakmang juga bilang harusnya di Bali dikembangkan MRT supaya tidak macet, tapi pasti banyak orang (sopir, gojek driver, dsb) yang kehilangan pekerjaan. Kemudian pemerintah juga akan sedikit dapat uang dari pajak kendaraan seperti kata Bli Alit Kelakan, alumni GMNI Denpasar yang pernah menjabat sebagai Wakil Gubernur Bali. Hal itu beliau sampaikan dalam diskusi publik GMNI Denpasar saat Bulan Bung Karno 2015. Sumber pemasukan pemerintah saat ini memang sebagian besar berasal dari pajak kendaraan bermotor. Jadi untuk saat ini pengembangan MRT di Indonesia masih mustahil. Semoga kedepannya di Indonesia bisa dibangun MRT, tapi yang paling penting semoga Indonesia kedepannya bisa lebih menghargai orang-orangnya dan menggunakan ahli dari negerinya sendiri untuk membangun Indonesia yang lebih baik.
*Lucu dengar pakmangku yang orang Indonesia tulen tapi justru kerja diproyek MRT untuk membangun negeri orang lain -_-

Sabtu, 02 Januari 2016

1-1-2016 : Tahun Kemenangan (ku)

            “Duar, toet, happy new year !” Sama seperti tahun sebelumnya, kembang api, terompet dan teriakan para tetangga memeriahkan dimulainya tahun 2016. Tidak ada perbedaan sama sekali dibandingkan tahun 2015.

            Perbedaan yang kurasakan mungkin dari caraku merayakannya tahun ini. Tahun lalu aku merayakan pergantian tahun bersama keluarga besar ibuku dengan acara manggang bersama sambil menunggu jam 12 malam. Tahun ini aku hanya merayakannya bersama dengan keluarga kecilku minus Yoga, adik pertamaku yang tidak pulang karena masih UAS di Bogor. Kegiatan yang aku lakukan juga hanya bermain PS bersama Gusdha, adikku yang paling kecil. Belum lagi mamaku yang tidur dan nggak bisa dibangunin jam 12 malam. Alhasil aku hanya merayakan pergantian tahun bersama papa yang berhasil kubangunkan dari tidurnya dan adikku yang paling kecil. Kami merayakan tahun baru 2016 dengan acara menonton kembang api yang dihidupkan tetangga dari lantai 2 rumah kami dan dilanjutkan dengan acara sembahyang bertiga.

Perayaan Th Baru 2015
Perayaan Th Baru 2016
            Aku yang sejak jam 9 malam tahun 2015 selalu kalah saat bermain PS melawan adikku, tiba-tiba saja menjadi tak terkalahklan setelah pergantian tahun 2016. Dari hal kecil itu, aku merasa bahwa tahun ini aku tidak akan terkalahkan dam menurutku itu bisa terjadi karena aku serius, berusaha dengan keras untuk tidak kalah dan berdoa sebanyak-banyaknya saat bermain PS melawan adikku (main PS aja aku berdoa).
“Masak diawal tahun aku harus kalah lagi lawan adikku ?” Pertanyaan itu menggema didalam diriku. Dari pertanyaan itu, alam bawah sadarku pasti sudah mengumpulkan niat untuk mengalahkan adikku. Seperti kata banyak orang : kalau ada niat, pasti ada jalan. Tapi, niat tanpa usaha tidak akan menjadi apa-apa, dan usaha tanpa doa… (Kau pasti tahu kelanjutannya).

2016 : The Reborn of My Blog.

Sudah sejak lama aku berencana untuk kembali mengaktifkan blogku, tapi sebaiknya aku isi dengan apa ? Tiba-tiba sebuah ide terlintas dikepalaku.

            Banyak yang bilang jika kau hanya berbicara tanpa menuliskannya, maka pemikiranmu itu hanya akan terlewat begitu saja. Melihat dari orang besar jaman dahulu seperti Soekarno, beliau selalu menuliskan apapun pemikirannya diatas secarik kertas. Buktinya, sampai sekarang tulisan-tulisan yang berasal dari pemikiran beliau bisa diketahui dan menjadi legenda serta panutan bagi banyak orang. Mantan ketua organisasi di kampusku juga pernah berkata bahwa dia selalu menuliskan apapun kegiatannya dalam sebuah buku. Dia melakukan itu untuk melatih ingatannya dan untuk mengintrospeksi diri kedepannya. Berdasarkan hal tersebut, tahun 2015 kemarin aku sudah mencatat kegiatanku selama satu tahun penuh dalam sebuah buku kecil yang mungkin bisa disebut dengan buku diary. Isinya jelas mengenai berbagai kegiatanku mulai dari kegiatan yang penting dan bermanfaat bagi banyak orang hingga kegiatan tak berguna yang juga merugikan diriku sendiri.

Buku Catatan Kecilku th 2015