Acara Ngobrol Bareng MPR RI Bersama Netizen Bali (Foto : @bagus_kresna) |
20 tahun silam Gedung MPR digeruduk mahasiswa yang menginginkan reformasi. Tanggal 10 Mei 2018, lembaga negara yang sama mengadakan acara ngobrol bareng bersama netizen Bali.
Aku yang merupakan salah seorang netizen di Bali sudah pasti tak mau ketinggalan untuk ikut. Kapan lagi orang sepertiku bisa duduk di ruangan yang sama dengan anggota MPR yang terhormat ? Apalagi bisa mendapatkan kesempatan untuk berfoto bahkan selfie bersama. Luar biasa.
Foto dengan Sesjen MPR RI (tengah) bersama Komisariat Pertanian GMNI Denpasar dan 2 ibu-ibu netizen Bali (paling kanan) |
Selfie Bersama Sekretaris Jenderal MPR RI, Ma'ruf Cahyono, SH., MH., |
Acara jumpa netizen di Bali ini menurutku merupakan ajang
promosi 4 pilar MPR RI. Para peserta
acara tersebut diyakinkan untuk membuat tulisan di blognya masing-masing dengan janji hadiah jalan-jalan ke gedung MPR
bagi pemilik tulisan terbaik. Jujur aku tidak tertarik sama sekali. Masalahnya
dua minggu berselang (tanggal 22 Mei 2018), grup yang terdiri dari peserta
acara jumpa netizen Bali itu mulai ribut.
Banyak orang mempermasalahkan para peserta yang belum
mengumpulkan tulisannya. Padahal aku sengaja tidak membuat tulisan karena
mengalah kepada orang yang benar-benar ingin mendapatkan hadiah perjalanan ke
gedung MPR RI. Namun karena katanya pembuatan tulisan tentang acara tersebut
merupakan sebuah kewajiban, "VOILA !" inilah tulisanku
Proses mengumpulkan tulisan peserta |
Menurut KBBI, Netizen adalah warganet atau pengguna
internet. Netizen itu bukan hanya sebatas blogger, tapi dalam acara jumpa
netizen bareng MPR ini sepertinya para blogger yang diutamakan. Maklum saja, EO
atau panitia yang dipercaya oleh pihak MPR untuk mengadakan acara ini adalah
para blogger. Padahal dalam dunia internet itu juga ada para Instagrammer,
Youtuber, Facebooker, dan lain-lain.
Menurut pengamatanku yang merupakan kelahiran tahun 95,
generasi millenial atau generasi zaman now saat ini mayoritas lebih aktif di
Instagram dan Youtube. Oleh karena itu, dengan penuh kerendahan hati aku
mengkritik acara ngobrol bareng MPR RI bersama Netizen di Bali yang tidak
melibatkan para Instagrammer dan Youtuber.
Jika 4 pilar MPR ini memang benar-benar penting bagi NKRI,
maka sosialisasikanlah dengan sungguh-sungguh. Aku bisa mengatakan hal ini
karena saat acara ngobrol bareng netizen tersebut, ada perwakilan MPR RI yang
mengatakan bahwa mereka tidak menggunakan jasa orang seperti "Raditya
Dika" karena terbentur anggaran. Padahal selain Raditya Dika, masih banyak
orang lain dengan honor lebih murah yang juga terkenal dan bisa
mensosialisasikan 4 Pilar MPR RI kepada masyarakat luas. MPR sendiri juga
sebenarnya memiliki akun Instagram dengan follower mencapai 10.000 lebih, tapi
postingan terakhir sebelum acara jumpa Netizen di Bali ini ternyata diupload
tanggal 14 April lalu.
Instagram MPR RI dengan 10.000 Followers |
.Postingan Acara Tersebut di Instagramku |
Foto atau screen shot di atas adalah postingan kegiatan ngobrol bareng MPR RI yang kuunggah di Instagram dengan menandai akun-akun portal sosial media penyebar informasi di Bali. Hanya 1 akun yg memposting kembali. Sebaiknya admin akun media sosial seperti ini yang lebih banyak dilibatkan kalau benar-benar serius ingin mensosialisasikan program-program dan 4 Pilar MPR RI.
Semoga
kritik ini tidak disalah artikan dan bermanfaat untuk membangun MPR yang lebih baik serta
benar-benar dicintai rakyat di masa depan. Salam damai dari Pulau Dewata.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar