My Instagram

My Instagram
My #2015bestnine in Instagram is still the best :)

Selasa, 05 Januari 2016

2-1-2016 : Cerita di Mobil

    Saat perjalanan menuju Pura Besakih untuk sembahyang bersama, aku dan pamanku berbagi banyak cerita. Salah satunya adalah mengenai masalah pekerja di Indonesia.

Dibandingkan tanggal 2-1-2015 dimana aku melewatkan hari dengan mengikuti UAS subak di kampus bukit Jimbaran, mencukur rambutku dengan model yang isi trek kutu, nonton Ouija, main bola di garasi dan latihan naik mobil sendiri, tahun ini tampak lebih baik. Ditanggal yang sama pada tahun ini, aku sekeluarga memutuskan untuk menghadap Tuhan Yang Maha Esa di Pura Besakih.
Pakmang (pamanku) bercerita tentang keramahan orang luar negeri. Saat nyasar di Jerman, Pakmang sempat bertanya tentang jalur kereta yang harus dilewati di Berlin kepada orang asing yang seram dan berotot, Ajaibnya orang tersebut mau secara langsung mengantar Pakmang. "Orang Bali sebagaimanapun ramahnya kalah ternyata sama orang luar gus," katanya. Pakmang juga cerita kalau dia dapat banyak pekerjaan di Malaysia. “Sebenarnya orang Indonesia banyak yang lebih terampil dan skillnya jauh lebih baik dibandingkan orang negera lain gus. Sayangnya kita sering nggak dapat kesempatan,” ujar pakmang sambil menyetir mobil sedan hitamku. Menurutku kenapa kita nggak buat kesempatan dengan usaha kita sendiri ? Tapi kalau cuma ngomong gampang sih. Pengalaman kerjaku belum seberapa, jadi mungkin kesempatan didunia kerja cukup sulit untuk didapat.

Aku, pakmang (paling kiri) & keluarga di Pura Gelap, Besakih

            Kebanyakan orang Indonesia yang hebat tidak dihargai di negeri sendiri. Buktinya pakmangku sampai harus jadi kepala proyek Mass Rapid Transport (MRT) di Malaysia karena di Indonesia nggak ada proyek (menurutku nggak ada perusahaan yang mempercayakan pakmangku untuk memimpin proyek besar dan menguntungkan di Indonesia). Malahan kontraknya disana terus diperpanjang dari yang awalnya ½ tahun di 2015 jadi sampai akhir 2016. Pakmang juga bilang harusnya di Bali dikembangkan MRT supaya tidak macet, tapi pasti banyak orang (sopir, gojek driver, dsb) yang kehilangan pekerjaan. Kemudian pemerintah juga akan sedikit dapat uang dari pajak kendaraan seperti kata Bli Alit Kelakan, alumni GMNI Denpasar yang pernah menjabat sebagai Wakil Gubernur Bali. Hal itu beliau sampaikan dalam diskusi publik GMNI Denpasar saat Bulan Bung Karno 2015. Sumber pemasukan pemerintah saat ini memang sebagian besar berasal dari pajak kendaraan bermotor. Jadi untuk saat ini pengembangan MRT di Indonesia masih mustahil. Semoga kedepannya di Indonesia bisa dibangun MRT, tapi yang paling penting semoga Indonesia kedepannya bisa lebih menghargai orang-orangnya dan menggunakan ahli dari negerinya sendiri untuk membangun Indonesia yang lebih baik.
*Lucu dengar pakmangku yang orang Indonesia tulen tapi justru kerja diproyek MRT untuk membangun negeri orang lain -_-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar