My Instagram

My Instagram
My #2015bestnine in Instagram is still the best :)

Kamis, 07 Januari 2016

6-1-2015 : Sakit (Hati).

           Sejak dini hari aku kelaparan. Paginya pun mama nggak masak, jadi otomatis tidak ada makanan. Bisa jadi ini penyebabnya.

            Hiburanku hari ini cuma dengan menggambar komik mengenai kejadian di jalanan. Yang bikin kesal adalah papaku yang mengatakan kalau dirinya benar soal masalah kloset yang bocor di kamarnya. Aku bilang kalau klosetnya rusak dan ada yang bolong di tangki penyimpanan airnya. Papa bilang kalau kenop/tuas klosetnya yang kurang benar pemasangannya sehingga airnya bocor. Setelah diperiksa lebih detil, akhirnya aku yang salah. Tapi mana ada orang yang senang disalahkan ? Satu lagi kebodohan umum manusia : tidak mau disalahkan (padahal sudah jelas salah).
            Sambil menggerutu dan membuat tulisan ini, papaku kembali mengajakku ngobrol dan menanyakan apakah aku mau kalau kita sekeluarga pindah ke rumahku yang lain di Noja. Papa bilang kalau secara niskala rumah ini kurang baik untuk berbisnis. Buktinya sejak tinggal disini, papa nggak ada pemasukan. Mungkin itu benar, tapi menurutku ini juga disebabkan karena kondisi ekonomi keluarga kami yang agak menurun sehingga rumahku di Renon ini mau dikontrakkan.

Rumahku Istanaku


“Tapi aset papa masih banyak kok, Bagus tenang saja. Sekarang bukan jamannya gengsi gus. Rumah di Noja juga cukup besar kan,” kata papaku mencoba menghibur. Sial ! Andai aku bisa melakukan sesuatu untuk memperbaiki kondisi ini. Padahal aku berencana untuk membeli rumah tetangga di sebelah dan belakang rumahku lalu disatukan agar menjadi satu dengan rumahku saat ini. Tujuannya supaya aku dan dua adikku tidak perlu tinggal terpisah jika sudah dewasa nanti. Sakit juga hatiku melihat kondisi ekonomi keluargaku saat ini.
Belum lagi sore harinya saat aku dan teman-teman SMP ku nggak jadi ngumpul. Padahal sudah direncanakan cukup lama sejak batal futsal bersama, tapi akhirnya sama saja nggak ada yang bisa. Tampaknya semuanya kini sudah punya kesibukan masing-masing. Akhirnya aku dan temanku yang bernama Pande jalan-jalan berdua saja (bukan homo). Di perjalanan mencari tempat makan, Pande menceritakan rasa sakit (hati) nya terhadap kondisi seniman di Bali. Menurutnya banyak seniman Bali terlalu terpaku dengan gaya seni tradisional sehingga tidak bisa mengikuti perkembangan zaman. Seniman di Bali sebenarnya sangat hebat, tapi banyak seniman tua yang terlalu kaku untuk mengubah / memberikan inovasi dan mengkomersialisasi hasil karyanya. Akhirnya hasil karya mereka yang hebat itu hanya bisa dilihat di pameran-pameran atau galeri seni. Padahal saat ini cuma sedikit orang-orang yang tertarik untuk pergi melihat pameran / galeri seni.

Salah satu desain karya Pande Mahardika

Beda halnya dengan Pande. Dia berani memberikan inovasi pada karya / tradisi Bali yang disebutnya dengan culture distortion (gambar di atas). Konsepnya yaitu dengan mengabungkan gambar mengenai tradisi / budaya di Bali dengan gaya hidup masa kini (detilnya bisa ditanyakan ke Pande langsung. FB: Pande Mahardika). Kemudian Pande mencetaknya pada baju untuk dijual agar bisa mendapatkan keuntungan dan hasil karyanya dilihat oleh lebih banyak orang. Selain itu, Pande juga membuat akun “Komik Strip Bali” di Instagram untuk menjaga budaya serta tradisi Bali. Dengan media sosial, ia mempublikasikan hasil karyanya yang notabene tidak dilakukan oleh para seniman tua tradisional di Bali.

Akun Komikstrip Bali di Instagram

Sakit (hati) yang dirasakan Pande temanku tidak hanya sebatas itu. Ia menceritakan kalau karya seniman muda di Bali sedikit yang dihargai oleh orang-orang lokal, padahal orang-orang asing banyak yang memuji. “Buktinya bisa dilihat di Instagram plo. Banyakan orang asing yang komen gambarku dan bilang nice, good job, dsb. Orang lokal mana ada yang gitu” curhatnya. Bahkan parahnya ada salah satu brand clothing internasional yang terang-terangan mengangkat tema Bali tapi justru dipuji oleh orang Bali sendiri, sedangkan clothing lokal yang sejak dulu mengangkat tema Bali diabaikan. Sakit aku mendengarnya.
Masih dalam perjalanan menuju tempat makan, Pande memberi tahu aku tentang quote “stop making stupid people famous” yang baru saja diketahuinya. Dan ini jelas perlu diterapkan di Indonesia. Kenapa demikian ? Menurut Pande (menurutku juga) karena di negeri kita tercinta ini sudah terlalu banyak orang bodoh & aneh yang dijadikan terkenal oleh media. Padahal banyak orang hebat dan telah bekerja keras serta berjasa bagi banyak orang yang pantas untuk terkenal.
Setelah kelaparan di perjalanan, sampailah kami di Herkas Sari Laut. Tempat ini cukup terkenal sebagai tempat nongkrong anak muda kekinian padahal, tempatnya biasa saja. Kami memesan kepiting yang harganya cukup mengagetkan, diatas seratus ribu ! Kalau tempatnya mewah sih wajar, tapi untung rasanya enak. Lucunya ada cowok yang duduk dekat kami melarang ceweknya untuk membeli kepiting. “Mungkin uangnya kurang plo,” kata Pande melucu.

Kepiting Perdana 2016

Yang membuat aku kepikiran adalah banyak orang bergaya cukup mewah dan stylish hanya untuk makan di tempat ini. Ada juga cowok dengan gaya keren kekinian (rasanya semua pakaian bermerk, pakai pomade dan bawa mobil) berbicara sok pintar, lalu membahas hal aneh demi menarik hati dua cewek yang diajaknya. Kalau mau jadi cowok keren, harusnya isi otaknya dulu bro. Malu-maluin cowok keren aja. Hahaha, sakit (hati) ku melihatnya (soalnya dua cewek yang diajaknya cantik-cantik).
Sesudah makan malam, kami ke Mall Bali Galeria beli Chatime, beli komik Naruto terbaru dan melihat model-model ilustrasi / desain dibuku yang ada di Gramedia. Ini kami lakukan untuk mencari inspirasi dalam pembuatan desain baju clothing kami, DIAMOND HEART. Karena sudah larut dan Kajeng Kliwon, kami pulang ke rumah Pande di Batubulan. Sampai sana aku dipaksa nonton Death Note sampai dini hari tanggal 7-1-2016. Kami berdebat setelah film itu. Kami membicarakan tentang ide orisinil dalam membuat karya, khususnya dalam membuat komik. Pande bilang, menurut dosennya tidak ada ide yang orisinil karena pembuatnya pasti terinspirasi dari sesuatu, jadi hati-hati kalau mau mengatakan bahwa idemu sendiri itu orisinil / original. Aku menyanggah hal tersebut dan aku disuruh untuk membuat ide yang lebih baik. Aku menceritakan ide orisinilku yang tidak pernah ada sebelumnya, tapi aku melihat Pande sedikit meremehkan ideku. Ia menyuruhku untuk membuat ide itu dulu dalam bentuk komik. Mungkin dia sedikit kesal karena aku terlalu banyak omong. Hahaha, sakit juga dengarnya kan ? Ya sudahlah, kucoba dulu gambar.

Tanggal 6 Januari tahun lalu aku juga sakit, tapi sakit secara fisik. Aku sakit perut parah dan harus ke dokter sepulang dari kampus Sudirman untuk absen UAS Demografi dan Akuntansi Manajemen. Tapi meskipun sakit, tahun lalu aku masih bisa membantu papa dengan mengantarkannya ke PAG untuk menyervis mobilnya. Not bad.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar